1. Tempura: Bukan Cuma Makanan Goreng Biasa
Tempura itu beda banget sama gorengan biasa yang kita kenal. Teksturnya ringan, renyah, dan gak terlalu berminyak. Kalo kamu pernah makan tempura di Restoran Tempura Terbaik di Tokyo, pasti tahu betapa nikmatnya seafood atau sayuran yang digoreng dengan sempurna ini.
Tapi, tempura gak cuma ada di restoran mewah. Kamu bisa nemuin tempura di mana aja, mulai dari kaki lima sampe restoran bintang Michelin. Nah, yang bikin menarik, ternyata tempura punya sejarah panjang yang dimulai dari Portugal di abad ke-16.
2. Asal Usul Tempura: Dari Portugal ke Jepang
a. “Peixinhos da Horta”: Cikal Bakal Tempura
Tempura ternyata terinspirasi dari hidangan Portugis yang disebut peixinhos da horta atau “ikan kecil dari kebun”. Hidangan ini terbuat dari kacang hijau yang dibalut tepung dan digoreng.
Awalnya, peixinhos da horta adalah makanan alternatif buat orang Portugis yang lagi puasa atau pantang makan daging, kayak saat Lent. Ternyata, cara menggoreng ini juga efektif buat ngawetin makanan selama pelayaran panjang.
b. Misionaris Portugis dan Perjalanan ke Jepang
Di abad ke-16, Portugal adalah salah satu negara pelaut terkuat di dunia. Mereka menjelajahi Asia, termasuk Jepang. Nah, ada cerita menarik tentang tiga misionaris Portugis yang katanya tersesat dan akhirnya sampai di Jepang.
Meskipun cerita ini agak mitos, yang pasti adalah orang Portugis membawa banyak hal baru ke Jepang, termasuk seni menggoreng makanan. Orang Jepang pun tertarik dan mulai mencoba teknik ini.
3. Tempura Masuk ke Jepang: Dari Makanan Rakyat ke Hidangan Mewah
a. Awal Mula Tempura di Jepang
Ketika tempura pertama kali masuk ke Jepang, hidangan ini masih sederhana. Orang Jepang awalnya cuma menggoreng sayuran kayak yang diajarkan orang Portugis. Tapi, lama-lama mereka mulai eksperimen dengan bahan lain, terutama seafood.
b. Tempura Jadi Makanan Favorit Kaum Bangsawan
Salah satu alasan tempura jadi populer adalah karena teknik menggoreng ini bisa ngawetin makanan lebih lama. Ini bermanfaat banget buat ngirim makanan dari Edo (sekarang Tokyo) ke Kyoto, tempat tinggal kaisar.
Seafood kayak belut laut yang digoreng jadi tempura bisa tahan lebih lama selama perjalanan. Akhirnya, tempura jadi hidangan mewah yang disajikan buat kaum bangsawan.
4. Dua Jenis Tempura: Makanan Sehari-hari dan Fine Dining
a. Tempura Makanan Sehari-hari
Tempura versi ini adalah yang paling umum. Kamu bisa nemuin tempura ini di warung-warung kaki lima atau restoran casual. Biasanya, tempura jenis ini lebih tebal tepungnya dan lebih berminyak.
b. Tempura Fine Dining
Tempura fine dining adalah level tertinggi dari seni menggoreng ini. Di restoran bintang Michelin kayak Tempura Ichitsu di Hong Kong, tempura dibuat dengan bahan-bahan premium dan teknik yang sangat presisi.
Chef Isaku Hara, kepala koki Tempura Ichitsu, bilang kunci tempura fine dining adalah suhu bahan dan minyak yang tepat. Tepung harus dingin banget biar gluten gak aktif, sehingga hasilnya lebih ringan dan renyah.
5. Rahasia Membuat Tempura yang Sempurna
a. Bahan-Bahan Berkualitas
Kunci utama tempura adalah bahan-bahan segar. Chef Hara selalu pilih seafood musiman yang berkualitas tinggi, kayak udang tiger Jepang, kerang, abalon, dan uni (sea urchin).
b. Teknik Menggoreng yang Tepat
Menggoreng tempura itu gak sembarangan. Minyak harus dalam suhu yang pas, dan setiap potongan harus digoreng satu per satu biar gak lengket. Chef Hara bahkan ngandelin suara gelembung minyak buat nentuin kapan tempura udah matang.
6. Perbandingan Tempura Jepang dan Peixinhos da Horta
Meskipun tempura Jepang dan peixinhos da horta punya akar yang sama, keduanya berkembang jadi hidangan yang beda.
- Tempura Jepang: Lebih ringan, renyah, dan fokus pada seafood atau sayuran musiman.
- Peixinhos da Horta: Lebih tebal tepungnya dan biasanya pake kacang hijau atau jamur enoki.
Tapi, keduanya sama-sama enak dan punya cerita sejarah yang menarik.
7. Tempura: Warisan Kuliner yang Mendunia
Tempura adalah contoh sempurna bagaimana makanan bisa berkembang dan jadi bagian dari budaya baru. Dari hidangan sederhana di Portugal, tempura berubah jadi seni kuliner tinggi di Jepang.
Chef Rodolfo Vicente dari Casa Lisboa di Hong Kong bilang, dia bangga melihat bagaimana tempura berkembang di Jepang. “Kami senang melihat mereka mengembangkan dan menyempurnakan hidangan ini,” ujarnya.
Kesimpulan:
Tempura bukan cuma sekadar makanan goreng. Di balik renyahnya tepung dan gurihnya seafood, ada cerita panjang tentang perjalanan budaya dan kuliner. Dari Portugal ke Jepang, tempura telah menjadi simbol inovasi dan keindahan dalam dunia masak-memasak.
Jadi, kalo kamu makan tempura lagi, ingatlah bahwa setiap gigitan adalah hasil dari sejarah panjang dan perpaduan dua budaya yang luar biasa.