Bongkar Mitosnya Anime dan Kartun Sama atau Beda?

https://rekomendasifilm.id/

Bongkar Mitosnya Anime dan Kartun Sama atau Beda? – Lo pernah gak sih denger kalimat itu? Lo lagi asyik-asyiknya nonton One Piece, eh tiba-tiba ada yang nyeletuk, “Kartun apaan tuh, kok serius amat mukanya?”

Rasanya langsung pengen bilang, “INI ANIME, BOSS!”

Nah, hal kayak gini sering kejadian, terutama buat kita yang tumbuh besar di era 90-an dan 2000-an. Di mana anime jadi tontonan wajib tiap minggu pagi, dari jam 6 sampe jam 11 siang. Waktu itu sih belum ngerti bedanya, pokoknya asal gambar gerak ya ditonton aja. Tapi makin gede, makin sadar… eh, ternyata banyak orang yang nggak ngerti bedanya anime sama kartun. Kalau kamu juga termasuk pecinta tontonan animasi, kamu bisa cek juga referensi keren di situs https://rekomendasifilm.id/ buat nambah koleksi tontonan lo.

Jadi sebenernya, anime dan kartun itu bener-bener beda, atau cuma beda penyebutan doang?

Asal Kata: Anime = Animation, Cuma Diucapkan Ala Jepang

Sebelum masuk ke hal-hal teknis dan debat panjang, kita mulai dari hal paling dasar dulu: asal-usul kata ‘anime’.

Jadi gini…

Kata anime itu sebenernya diambil dari bahasa Inggris yaitu “animation.” Tapi karena pelafalan orang Jepang beda, kata itu diserap dan disesuaikan, jadilah “anime”. Ini hal yang lumrah banget di Jepang.

Contoh lainnya:

  • Building jadi birudingu

  • Apartment jadi apātomento, yang disingkat jadi apāto

Nah, begitu juga dengan animation → jadi anime.

Jadi secara teknis, anime itu ya sama aja artinya kayak animasi. Cuma diucapin dengan gaya Jepang. Belum ada unsur budaya atau gaya cerita yang masuk, baru dari segi kata aja udah jelas: sama.

Makanya film animasi legendaris seperti Anime Grave of the Fireflies sering jadi contoh anime dengan gaya visual dan cerita yang dalam banget, beda jauh dari kartun lucu khas barat.

Gaya Visual dan Cerita: Di Sini Nih Beda Selera Mulai Bermain

Oke, sekarang kita masuk ke bagian yang paling sering dijadikan argumen para wibu sejati: visual dan cerita.

1. Gaya Visual

  • Kartun (Barat): Lebih bebas, bentuk karakternya bisa aneh-aneh, ekspresi lebay, warna mencolok, dan desain gak harus realistis. Contoh: SpongeBob, Looney Tunes, Adventure Time.

  • Anime (Jepang): Umumnya punya desain karakter yang lebih manusiawi, walau tetep bergaya. Mata gede, ekspresi dramatis, dan kadang terlalu “sempurna”.

Tapi ya nggak mutlak juga. Contohnya kayak Crayon Shinchan atau Doraemon, itu juga anime tapi desainnya lucu-lucu dan simpel banget.

2. Target Penonton

Ini juga sering jadi bahan debat. Banyak yang bilang:

  • Kartun: Buat anak-anak.

  • Anime: Buat semua umur — dari anak-anak, remaja, sampe dewasa (dan kadang dewasa banget… if you know what I mean 😅).

Tapi bener juga sih. Karena anime punya segmen khusus kayak:

  • Kodomo (anak-anak): Doraemon, Pokemon

  • Shounen (remaja cowok): Naruto, One Piece

  • Shoujo (remaja cewek): Sailor Moon, Cardcaptor Sakura

  • Seinen (dewasa cowok): Tokyo Ghoul, Berserk

  • Josei (dewasa cewek): Nana, Usagi Drop

3. Genre dan Plot

  • Kartun: Cenderung pendek, satu episode selesai, dan temanya ringan. Komedi mendominasi.

  • Anime: Cerita bisa panjang berseason-season, plot bisa sangat kompleks, dan genre-nya luas banget: action, romance, horror, slice of life, sampai psychological thriller.

Jadi gak heran kalau fans anime lebih merasa “dilayani” dengan cerita yang bisa relate sama kehidupan atau bikin mikir.

Pandangan Orang Jepang: Semuanya Disebut Anime

Nah, yang paling menarik justru adalah bagaimana orang Jepang sendiri melihat istilah ini.

Di Jepang, semua animasi — tanpa peduli asal negaranya — disebut anime. Bahkan kalau itu buatan Amerika kayak Frozen atau Kung Fu Panda, tetap mereka sebut “anime”.

Jadi menurut orang Jepang:

“Selama itu gambar yang bergerak, ya itu anime.”

Lho, terus kenapa di luar Jepang jadi ribet banget soal istilah ini?

Jawabannya: fanatisme dan kebanggaan budaya.

Fanatisme Wibu: Antara Cinta dan Gengsi

Buat para fans berat anime, atau yang biasa disebut wibu, anime bukan sekadar tontonan. Tapi udah kayak identitas hidup. Jadi wajar kalau mereka agak ‘tersinggung’ kalau ada yang nyamain anime sama kartun.

Tapi sayangnya, kadang terlalu fanatik juga gak baik. Kenapa? Karena jadinya malah mengotak-ngotakkan. Padahal yaa… dari sudut pandang teknis: sama-sama animasi.

Dan faktanya, tulisan-tulisan yang menjelaskan panjang lebar soal “bedanya anime dan kartun” itu kebanyakan ditulis oleh orang non-Jepang. Artinya, ini lebih ke interpretasi dari luar, bukan dari sumber aslinya.

Anime dan Kartun Itu… Sama Saja!

Kalau dilihat dari asal kata, visual, cerita, sampe sudut pandang orang Jepang sendiri, bisa disimpulkan:

Anime dan kartun itu adalah hal yang sama: sama-sama animasi.

Yang bikin beda adalah:

  • Asal budaya

  • Gaya visual

  • Persepsi fans

Tapi secara garis besar? Sama aja. Cuma istilah dan persepsi yang bikin jadi “seolah-olah” beda.


Bebas Sebut Apa Aja, Asal Bahagia

Mau lo nyebutnya kartun, anime, animasi, atau gambar bergerak — itu hak lo. Tapi jangan sampai istilah jadi alasan buat ngejatuhin orang lain.

Yang penting adalah:

  • Lo suka ceritanya

  • Lo nikmatin karakternya

  • Lo seneng nontonnya

Toh, tujuan nonton ya buat hiburan, bukan buat debat istilah. Jadi mending santai aja, tonton yang lo suka, dan tetap waras di dunia nyata!

Kalau lo punya pendapat atau mau debat sehat soal ini, tulis aja di kolom komentar. Gak setuju juga gak apa-apa. Yang penting, respect each other.

Sampai ketemu di artikel berikutnya, minna-san!

Wassalamu’alaikum, dan mata aimashou!

Related Posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *